Selasa, 27 Juli 2010

Tata Kelola IT


BAB I
PENDAHULUAN


Tata kelola teknologi informasi (Bahasa inggris: IT governance)adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada system teknologi informasi(TI)serta manajemen kinerja dan resikonya.Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian muncul karena adanya prakarsa kepatuhan(seperti Sarbanes-Oxley di Amerika serikat dan Basel II di Eropa)serta semakin diakuinya kemudahan proyek TIO untuk lepas kendali yang dapat berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak bias lagi menjadi suatu kotak hitam.Secara tradisional,penanganan pengambilan keputusan kunci di bidanfg teknologi informasi diberikan kepada para professional TI karena keterbatasan pengalaman teknis eksekutif lain di tingkat direksi perusahaan serta karena kompleksitas system TI itu sendiri.Tata kelola TI membangun suatu system yang semua pemangku kepentingan,termasuk direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti keuangan,dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.Hal ini mencegah satu pihak tertentu,biasanya TI,disalahkan untuk suatu keputusan yang salah.Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari pengguna di belakang hari mengenai system yang tak memberikan hasil atau kinerja sesuai yang diharapkan.


Latar Belakang
IT Governance/Tata kelola IT
Perkembangan teknologi yang cepat menuntut para pembuat keputusan seperti dewan direksi dan pihak eksekutif perusahaan untuk selalu terbuka dan memahami setiap potensi dan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan teknologi informasi.Tentunya hal tersebut mutlak diperlukan agar tujuan dan strategi perusahaan/institusinya tercapai.
Hasil survey yang dilakukan oleh IT Governance Institute(ITGI)yang tertuang dalam IT Governance Global Status Report yang diterbitkan tahun 2008 antara lain menyebutkan bahwa 63% responden menyatakan teknologi informasi sangat penting bagi organisasinya,termasuk organisasi yang berada di Indonesia,karena survey dilakukan juga terhadap para CIO dan CEO yang ada di Indonesia.
Penggunaan teknologi informasi kadang tidak sesuai dengan harapan,dimana investasi IT yang semakin besar ternyata tidak diikuti dengan dukungan yang semakin besar pula terhadap pencapaian tujuan dan strategi perusahaan/institusi.Inilah yang disebut dengan “Produktivity Paradox”.
Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan tata kelola terhadap penggunaan teknologi informasi yang biasa disebut dengan IT Governance.IT Governance dipercaya sabagai solusi untuk memastikan bahwa IT dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi.Salah satu standard/framework untuk IT Governance yaitu COBIT(Control Objectives for Information and related Technology)yang dikeluarkan oleh ITGI mendefenisikan IT Governace sebagai:Sebuah tanggung jawab pihak eksekutif dan dewan direksi Terdiri dari kepemimpinan,struktur organisasi dan proses Bertujuan untuk memastikan bahwa IT mendukung dan memungkinkan pencapaian tercapainya strategi dan tujuan institusi Selain COBIT terdapatbeberapa standard/framework lain yang sering diginakan untuk membangun tat kelola TI disebuah organisasi.
Hasil survey ITGI diatas misalnya,juga menyebutkan framework/tandard yang sering dijadikan acuan oleh institusi yang disurvei untuk membangun tata kelola IT-nya.Beberapa diantaranya adalah IT Infrastructure Library,ISO 17799/ISO 27000 serta yang berifat local/nasional.Belakangan standard ini juga yang menjadi dasar bagi standard internasional untuk tata kelola TI yang diterbitkan pada Tahun 2008 yaitu ISO/IEC 38500.Isinya pun hamper sama yaitu terdiri dari sebuah model dan 6(enam prinsip).
Lantas mana yang paling baik untuk dijadikan acuan?Apakah COBIT,ITIL,ISO17799/27000 ataukah AS 8015? Dan bagaimana penyusunan IT Governace yang tepat sehingga hasil yang didapat dapat benar-benar memberikan solusi bagi permasalahan tat kelola IT di institusi/perusahaan anda?
Dunia bisnis mengutamakan kepuasan pelanggan,kesetiaan pelanggan,pendapatan,dan keuntungan.Sedangkan organisasi pemerintahan lebih tertuju pada tersedianya layanan yang mudah bagi masyarakat.Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan IT governance(Tata Kelola TIK) yang baik.
Berdasarkan hasil riset IT Policy Compliance Group,kematangan dari tata kelola TIK berhubungan langsung dengan perfoma organisasi yang berimbas langsung bagi customer.Penerapan standard-standard internasional seperti COBIT,ISO17799,ITIL merupakan contoh olusi untuk mencapai tata kelola TIK yang lebih matang.
Tata kelola TIK memastikan penggunaan TIK dapat diukur dan dihitung (accountable)keberhasilanya.Tata kelola TIK mendefenisikan tanggung jawab dan aturan dalam penerbitan kebijakan dan membuat keputusan ketika beberapa pihak terkait dalam suaturelasi bisnis.Fokus tata kelola TIK pada strtegi,peningkatan perfoma.segi-segi ekonomi dan resolusi konflik.

Lingkup dari tata kelola TIK adalah:
• Performance measurement
• Strategic aligment
• Value delivery
• Risk management
• Resource management
Tata kelola IT yang menjadi domain Teknoglobal adalah:
• IT Master Planning
• IT Project Management
• IT Outsourcing
• IT Infrastructure System Design
• IT Audit
• IT Security
• IT Service Management (ITSM)/IT Infrastruture Library(ITIL)



BAB II
PEMBAHASAN
IT governance diartikan sebagai struktur dari hubungan dan proses yang mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memberikannilai tambah dari pemanfaatan teknologi informasi sambil menyeimbangkan resiko dibandingkan dengan hasil yang diberikan oleh teknologi informasi dan prosesnya.
IT governance merupakansatu kesatuan bengan sukses dari enterprise governance melalui peningkatan dalamefektivitas dan efesiensi dalam proses perusahaanyang berhubungan.IT governance menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI,sumber daya TI dan informasi bagi strategi dan tujuan perusahaan.lebihlagi TI governance menggabungkan good(best)practice dari perencanaan dan perorganisasian TI,pembangunan dan pengimplementasian,delivery dan support,serta memonitor kinerja TI untuk memastikan kalau informasi perusahaan dan teknologi yang berhubungan mendukung tujuan bisnis perusahaan.
IT governance memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan penuh dari informasinya,dengan memaksimalkan keuntungan dari peluang dan keuntungan kompetitif yang dimiliki.
Menurut hasil penelitian CSIR MIT,terdapat lima kunci keputusan tatakelola,sehimgga teknologi informasi adalah sebuah asset yang strategis sebagai berikut:
Pertama,IT principles.Keputusan teknologi informasi ini adalah kumpulan dari pernyataan-pernyataan level eksekutif tinggi tentang bagaimana teknologi informasi dapat digunakan organisasi.Sekali pernyataan diartikulasikan,prinsip TI menjadi bagian dari management organisasi,yang terus didiskusikan dan dilaksanakan demi perbaikan organisasi,baik sector pemasaran,keuangan,pabrik dan lain-lain.
Kedua IT architecture decisions.Dengan mengklarifikasikan teknologi sebagai pendukung bisnis organisasi yang telah dikembangkan melalui IT princplies baik secara eksplisit,selanjutnya memerlukan proses standardisasi dan integrasi di dalam suatu organisasi.
Arsitektur TI adalah pengorganisasian logika dari data,aplikasi dan infrastruktur yang dikemas dalam suatu kebijakan,hubungan dan pemilihan teknologi untuk mendapatkan integrasi dan standardisasi teknis dan bisnis yang diharapkan.
Dalam banyak kasus diindonesia saat ini banyak persoalan masalah integrasi dan koordinasi,kepentingan sektoral masih menjadi problem,sehingga sering gagalnya proyek IT diperusahaan yang menghabiskan banyak biaya.
Ketiga IT infrastructure. Prasarana dan sarana teknologi informasi yang menyangkut jaringan, computer, perangkat keras dan lunak lainnya adalah suatu kumpulan komponen yang diharapkan bias mempercepat proses perhitungan, pengiriman dalam berbagai media informasi (data,informasi,gambar,video,teks) dalam waktu yang singkat dan proses penyimpanan yang efektif.
Suatu sarana yang bias dikontrol dari pusat kekuasaan dan dipakai bersama menjadi hal yang penting.Perencanaan kapasitas,baik dipenyimpanan,pengiriman(bandwidth) maupun pelayan,menjadi penting.Tanpa ada perencanaan yang baik,maka akan menyebabkan buruknya image dan kinerja IT diperusahaan.
Keempat,business applications needs.Dalam pengembangan teknologi informasi keperluan bisnis yang spesipik sehingga kehadiran teknologi informasi memberikan suatu nilai baru bagi organisasi.Dua hal penting dalam identifikasi keperluan bisnis yang terkait dengan teknologi informasi yaitu kreativitas dan disiplin.Kreatifitas diperlukan untuk mengidentifikasi suatu cara atau proses baru dari perusahaan/organisasi sehingga ada nilai yang bermakna.Sedangkan disiplin menyangkut hal yang berkaitan dengan integrasi arsitektur sehingga meyakinkan bahwa aplikasi yang dibangun memang sesuai dengan arsitektur perusahaan yang terintegrasi dan terinovasi.
Kelima,IT investment and prioritization.Investasi teknologi informasi sering menjadi bahan yang sulit dimengerti oleh top manajeman dari suatu organisasi,hal ini dikarenakan nilai baru yang ditimbulkan tidak langsung terasa oleh organisasi.
Lain dengan membeli mesin baru atau investasi jas transportasi.Pemahaman eksekutif maupun komosaris menjadi penting.Berapa biaya yangdikeluarkan?Untuk apa dan bagaimana merekonsialisasi dari berbagai kepentingan dan keinginan dari sector lain.
Kelima dasar yang dikembangkan oleh MIT Sloan ini sangat penting dipahami oleh petinggi-petinggi organisasi agar dapat menjadi dari good corporate governance.
Tatakelola pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi atau sering sebagai e-government perlu melihat ini.Proyek e-government diberbgai daerah masih sering terjadi pemborosan dan tidak berguna,hal ini karena belum dipahami tentang pengembangan teknologi informasi dan belum adanya alat kendali baik eksekutif maupun inspektorat jendral.
Contoh
Tahap pertama,Bank Mandiri mesti memilih satu core banking system.Berdasarkan hasil evaluasi,core banking system Bank Exim-lah yang dianggap paling memungkinkan untuk diimplementasikan.Sistem ini disebut dengan MASTER(Mandiri Sistem Terpadu).MASTER hanya solusi sementara agar Bank Mandiri dapat secepatnya beroperasi dalam satu platform.MASTER tak dapat mendukung kebutuhan bisnis Bank Mandiri untuk masa mendatang,karena dibuat hanya untuk segmen korporasi.Padahal,Bank Mandiri ingin melebarkan segmenya ke consumer banking(retail banking),commercial banking,corporate banking,syariah banking,dan bahkan juga investment banking.
Tahap kedua,Bank Mandiri membuat pedoman pengembangan TI yang disusun sesuai visi Bank Mandiri.Pengembangan TI tersebut dituangkan dalam TI Strategic Plan(ISP).ISP tahun 2001-2003 dikembangkan untuk mendukung visi jangka pendek Bank Mandiri menjadi Universal Bank.Berdasarkan ISP 2001-2003,mulai Agustus 2001 Bank Mandiri menggunakan Program Emas(Enterprise Mandiri Advanced System).Pada periode ini,Bank Mandiri memperkaya dan memperbaharui delivery channel,membangun core banking system baru yang terintegrasi,membangun management information system(MIS)yang didukung teknologi data-warehouse terkini,memperkuat da memperbaharui system infrastrukturnya.Dengan investasi sebesar US$173juta,implementasi program ini memnjadi pondasi yang kokoh bagi aplikasi,informasi,dan infrastruktur yang mampu menunjang kebutuhan bisnis saat ini serta mengantisipasi pertumbuhan kedepan.
Setelah selesai ISP 2001-2003,focus pengembangan TI dituangkan pada ISP 2004-2007 yang bertujuan menempatkan Bank Mandiri sebagai Dominant &Preferred Supply Chain &Payment Bank.Investasinya US$81 juta.Pada tahap ini,Bank Mandiri melakukan optimalisas9i core banking system,pengembangan system untuk peningkatan produktivitas,manajemen risiko,serta meningkatkan pengolahan information & knowledge untuk pemahaman yang lebih baik terhadap nasabah.
Selanjutnya,untuk memenuhi kebutuhan bisnis sampai 2010,Bank Mandiri menyusun ISP 2008-2010 yang focus kepada pengembangan system dalam memenuhi lonjakan pertumbuhan bisnis dan inisiatif pertumbuhan non-organik.Misalnya,mampu memproses 5 juta transaksi per hari,6000 ATM,15 juta rekening,dan 3 juta kartu krdit.Pada periode ini juga,seluruh data center cabang luar negri telah dioperasikan di Jakarta.
Pada 2008 lalu Bank Mandiri menganggarkan dana US$65 juta untuk investasi TI,yang digunakan untuk mendukung penambahan 1.000 unit ATM,300 microbusiness,70 cabang baru,75 small business branch,8 priority banking,dan 5000 EDC.Investasi itu juga digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan ketersediaan system dengan melakukan peremajaan infrastruktur cabang,mengoptimalkan utilisasi infrasturktur Service Orientend Architecture(SOA),melanjutkan peningkatan IT security,dan upgrade infrastruktur hast.
Pada 2009,ditengah kondisi pengetatan likuiditas,tim TI Bank Mandiri tetap melanjutkan investasi dan pengembangan system TI-nya.Menurut Sasmita,direktur teknologi dan operasional Bank Mandiri,dengan investasi US&50 juta,mereka ingin meningkatkan layanan kepada nasabah dan mengembangkan fee based income.Selain itu,Bank Mandiri melihat peluang dari program mengurangi penggunaan uang tunai(less cash society)dari Bank Indonesia.”Oleh karena itu,pada 2009 kami akan meluncurkan unit pembayaran jalan tol yang non-tunai,”ujar Sasmita.
Tuntutan tata kelola yang baik,benar dan transparan pada suatu organisasi baik di korporasi,pemerintahan bahkan di LSM semakin meningkat.Sebenarnya keinginan untuk mengembangkan tatakelola suatu organisasi bukan hal baru,tapi hal ini mencuat sejak awal 2000-an dengan menculnya beberapa skandal dibeberapa perusahaan yang menyebabkan tidak sehatnya suatu usaha.
Tata kelola organisasi seperti di pemda,universitas dan perusahaan sangat penting bagi pemegang saham,investor,wakil pengemban amanah (MWA untuk universitas BHMN),pegawai,kreditor dan pelanggan sebagai pengguna jasa.Beberapa organisasi telah mencoba mengeluarkan suatu pedoman tentang tata kelola korporasi yang baik.OECD mendefenisikan tatakelola korporasi dengan penyediaan suatu struktur untuk mendapatkan suatu tujuan dari organisasi dan pemantauan kinerja untuk menyakinkan bahwa tujuan telah tercapai.Pedoman tata kelola organisasi tidak tunggal,bisa dikembangkan sesuai dengan macam atau bentuk organisasi.

Proses Organisasi
Beberapa kasus informasi yang salah sering kita tmui,misalnya beberapa waktu lalu ada informasi tentang TKI di irak yang disandera,ternyata informasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terkait salah dan berbeda.Informasi didapat melalui capturing(menulis,merekam),kemudian diproses,dikirim dan disimpan oleh beberapa mesin atau orang yang berbeda-beda.
Disetiap titik ada kemungkinan disalahgunakan untuk kepentingan tertentu baik yang disengaja ataupun karena kesalahan manusia.Kesalahan ini bias terjadi,walaupun mengkin sudah menggunakan sebagian besar teknologi informasi.
Contoh,dalam system perpajakan,untuk mendapatkan data wajib pajak,pengisian bahkan penyetoran walaupun sudah menggunakan e-filling/e-payment yang secara perhitungan bias,real time dan online,tetapi masih banyak lubang kebocoran,mulai dari pengisian sampai kepelaporan.Dengan demikian maka proses tatakelola teknologi informasi menjadi sangat penting disuatu organisasi.

Kesimpulan
Melalui makalah yang saya buat ini dapat disimpulkan bahwa IT(Imformtion Teknologi)itu sangat diperlukan,Khususnya pada bagian informasi.Apalagi pada pekembangan teknologi sekarang ini.Setiap Perusahaan dituntut agar dapat menguasai IT,baik itu didalam pengelolaan,maupun didalam pemasarannya.Karena pada kenyataanya perusahaan yang lebih menguasai IT akan lebih maju dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menguasai IT.
Demikianlah makalah ini saya perbuat,atas perhatiannya saya uacapkan terima kasih.

Tata Kelola IT


BAB I
PENDAHULUAN


Tata kelola teknologi informasi (Bahasa inggris: IT governance)adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada system teknologi informasi(TI)serta manajemen kinerja dan resikonya.Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian muncul karena adanya prakarsa kepatuhan(seperti Sarbanes-Oxley di Amerika serikat dan Basel II di Eropa)serta semakin diakuinya kemudahan proyek TIO untuk lepas kendali yang dapat berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak bias lagi menjadi suatu kotak hitam.Secara tradisional,penanganan pengambilan keputusan kunci di bidanfg teknologi informasi diberikan kepada para professional TI karena keterbatasan pengalaman teknis eksekutif lain di tingkat direksi perusahaan serta karena kompleksitas system TI itu sendiri.Tata kelola TI membangun suatu system yang semua pemangku kepentingan,termasuk direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti keuangan,dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.Hal ini mencegah satu pihak tertentu,biasanya TI,disalahkan untuk suatu keputusan yang salah.Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari pengguna di belakang hari mengenai system yang tak memberikan hasil atau kinerja sesuai yang diharapkan.


Latar Belakang
IT Governance/Tata kelola IT
Perkembangan teknologi yang cepat menuntut para pembuat keputusan seperti dewan direksi dan pihak eksekutif perusahaan untuk selalu terbuka dan memahami setiap potensi dan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan teknologi informasi.Tentunya hal tersebut mutlak diperlukan agar tujuan dan strategi perusahaan/institusinya tercapai.
Hasil survey yang dilakukan oleh IT Governance Institute(ITGI)yang tertuang dalam IT Governance Global Status Report yang diterbitkan tahun 2008 antara lain menyebutkan bahwa 63% responden menyatakan teknologi informasi sangat penting bagi organisasinya,termasuk organisasi yang berada di Indonesia,karena survey dilakukan juga terhadap para CIO dan CEO yang ada di Indonesia.
Penggunaan teknologi informasi kadang tidak sesuai dengan harapan,dimana investasi IT yang semakin besar ternyata tidak diikuti dengan dukungan yang semakin besar pula terhadap pencapaian tujuan dan strategi perusahaan/institusi.Inilah yang disebut dengan “Produktivity Paradox”.
Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan tata kelola terhadap penggunaan teknologi informasi yang biasa disebut dengan IT Governance.IT Governance dipercaya sabagai solusi untuk memastikan bahwa IT dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi.Salah satu standard/framework untuk IT Governance yaitu COBIT(Control Objectives for Information and related Technology)yang dikeluarkan oleh ITGI mendefenisikan IT Governace sebagai:Sebuah tanggung jawab pihak eksekutif dan dewan direksi Terdiri dari kepemimpinan,struktur organisasi dan proses Bertujuan untuk memastikan bahwa IT mendukung dan memungkinkan pencapaian tercapainya strategi dan tujuan institusi Selain COBIT terdapatbeberapa standard/framework lain yang sering diginakan untuk membangun tat kelola TI disebuah organisasi.
Hasil survey ITGI diatas misalnya,juga menyebutkan framework/tandard yang sering dijadikan acuan oleh institusi yang disurvei untuk membangun tata kelola IT-nya.Beberapa diantaranya adalah IT Infrastructure Library,ISO 17799/ISO 27000 serta yang berifat local/nasional.Belakangan standard ini juga yang menjadi dasar bagi standard internasional untuk tata kelola TI yang diterbitkan pada Tahun 2008 yaitu ISO/IEC 38500.Isinya pun hamper sama yaitu terdiri dari sebuah model dan 6(enam prinsip).
Lantas mana yang paling baik untuk dijadikan acuan?Apakah COBIT,ITIL,ISO17799/27000 ataukah AS 8015? Dan bagaimana penyusunan IT Governace yang tepat sehingga hasil yang didapat dapat benar-benar memberikan solusi bagi permasalahan tat kelola IT di institusi/perusahaan anda?
Dunia bisnis mengutamakan kepuasan pelanggan,kesetiaan pelanggan,pendapatan,dan keuntungan.Sedangkan organisasi pemerintahan lebih tertuju pada tersedianya layanan yang mudah bagi masyarakat.Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan IT governance(Tata Kelola TIK) yang baik.
Berdasarkan hasil riset IT Policy Compliance Group,kematangan dari tata kelola TIK berhubungan langsung dengan perfoma organisasi yang berimbas langsung bagi customer.Penerapan standard-standard internasional seperti COBIT,ISO17799,ITIL merupakan contoh olusi untuk mencapai tata kelola TIK yang lebih matang.
Tata kelola TIK memastikan penggunaan TIK dapat diukur dan dihitung (accountable)keberhasilanya.Tata kelola TIK mendefenisikan tanggung jawab dan aturan dalam penerbitan kebijakan dan membuat keputusan ketika beberapa pihak terkait dalam suaturelasi bisnis.Fokus tata kelola TIK pada strtegi,peningkatan perfoma.segi-segi ekonomi dan resolusi konflik.

Lingkup dari tata kelola TIK adalah:
• Performance measurement
• Strategic aligment
• Value delivery
• Risk management
• Resource management
Tata kelola IT yang menjadi domain Teknoglobal adalah:
• IT Master Planning
• IT Project Management
• IT Outsourcing
• IT Infrastructure System Design
• IT Audit
• IT Security
• IT Service Management (ITSM)/IT Infrastruture Library(ITIL)



BAB II
PEMBAHASAN
IT governance diartikan sebagai struktur dari hubungan dan proses yang mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memberikannilai tambah dari pemanfaatan teknologi informasi sambil menyeimbangkan resiko dibandingkan dengan hasil yang diberikan oleh teknologi informasi dan prosesnya.
IT governance merupakansatu kesatuan bengan sukses dari enterprise governance melalui peningkatan dalamefektivitas dan efesiensi dalam proses perusahaanyang berhubungan.IT governance menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI,sumber daya TI dan informasi bagi strategi dan tujuan perusahaan.lebihlagi TI governance menggabungkan good(best)practice dari perencanaan dan perorganisasian TI,pembangunan dan pengimplementasian,delivery dan support,serta memonitor kinerja TI untuk memastikan kalau informasi perusahaan dan teknologi yang berhubungan mendukung tujuan bisnis perusahaan.
IT governance memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan penuh dari informasinya,dengan memaksimalkan keuntungan dari peluang dan keuntungan kompetitif yang dimiliki.
Menurut hasil penelitian CSIR MIT,terdapat lima kunci keputusan tatakelola,sehimgga teknologi informasi adalah sebuah asset yang strategis sebagai berikut:
Pertama,IT principles.Keputusan teknologi informasi ini adalah kumpulan dari pernyataan-pernyataan level eksekutif tinggi tentang bagaimana teknologi informasi dapat digunakan organisasi.Sekali pernyataan diartikulasikan,prinsip TI menjadi bagian dari management organisasi,yang terus didiskusikan dan dilaksanakan demi perbaikan organisasi,baik sector pemasaran,keuangan,pabrik dan lain-lain.
Kedua IT architecture decisions.Dengan mengklarifikasikan teknologi sebagai pendukung bisnis organisasi yang telah dikembangkan melalui IT princplies baik secara eksplisit,selanjutnya memerlukan proses standardisasi dan integrasi di dalam suatu organisasi.
Arsitektur TI adalah pengorganisasian logika dari data,aplikasi dan infrastruktur yang dikemas dalam suatu kebijakan,hubungan dan pemilihan teknologi untuk mendapatkan integrasi dan standardisasi teknis dan bisnis yang diharapkan.
Dalam banyak kasus diindonesia saat ini banyak persoalan masalah integrasi dan koordinasi,kepentingan sektoral masih menjadi problem,sehingga sering gagalnya proyek IT diperusahaan yang menghabiskan banyak biaya.
Ketiga IT infrastructure. Prasarana dan sarana teknologi informasi yang menyangkut jaringan, computer, perangkat keras dan lunak lainnya adalah suatu kumpulan komponen yang diharapkan bias mempercepat proses perhitungan, pengiriman dalam berbagai media informasi (data,informasi,gambar,video,teks) dalam waktu yang singkat dan proses penyimpanan yang efektif.
Suatu sarana yang bias dikontrol dari pusat kekuasaan dan dipakai bersama menjadi hal yang penting.Perencanaan kapasitas,baik dipenyimpanan,pengiriman(bandwidth) maupun pelayan,menjadi penting.Tanpa ada perencanaan yang baik,maka akan menyebabkan buruknya image dan kinerja IT diperusahaan.
Keempat,business applications needs.Dalam pengembangan teknologi informasi keperluan bisnis yang spesipik sehingga kehadiran teknologi informasi memberikan suatu nilai baru bagi organisasi.Dua hal penting dalam identifikasi keperluan bisnis yang terkait dengan teknologi informasi yaitu kreativitas dan disiplin.Kreatifitas diperlukan untuk mengidentifikasi suatu cara atau proses baru dari perusahaan/organisasi sehingga ada nilai yang bermakna.Sedangkan disiplin menyangkut hal yang berkaitan dengan integrasi arsitektur sehingga meyakinkan bahwa aplikasi yang dibangun memang sesuai dengan arsitektur perusahaan yang terintegrasi dan terinovasi.
Kelima,IT investment and prioritization.Investasi teknologi informasi sering menjadi bahan yang sulit dimengerti oleh top manajeman dari suatu organisasi,hal ini dikarenakan nilai baru yang ditimbulkan tidak langsung terasa oleh organisasi.
Lain dengan membeli mesin baru atau investasi jas transportasi.Pemahaman eksekutif maupun komosaris menjadi penting.Berapa biaya yangdikeluarkan?Untuk apa dan bagaimana merekonsialisasi dari berbagai kepentingan dan keinginan dari sector lain.
Kelima dasar yang dikembangkan oleh MIT Sloan ini sangat penting dipahami oleh petinggi-petinggi organisasi agar dapat menjadi dari good corporate governance.
Tatakelola pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi atau sering sebagai e-government perlu melihat ini.Proyek e-government diberbgai daerah masih sering terjadi pemborosan dan tidak berguna,hal ini karena belum dipahami tentang pengembangan teknologi informasi dan belum adanya alat kendali baik eksekutif maupun inspektorat jendral.
Contoh
Tahap pertama,Bank Mandiri mesti memilih satu core banking system.Berdasarkan hasil evaluasi,core banking system Bank Exim-lah yang dianggap paling memungkinkan untuk diimplementasikan.Sistem ini disebut dengan MASTER(Mandiri Sistem Terpadu).MASTER hanya solusi sementara agar Bank Mandiri dapat secepatnya beroperasi dalam satu platform.MASTER tak dapat mendukung kebutuhan bisnis Bank Mandiri untuk masa mendatang,karena dibuat hanya untuk segmen korporasi.Padahal,Bank Mandiri ingin melebarkan segmenya ke consumer banking(retail banking),commercial banking,corporate banking,syariah banking,dan bahkan juga investment banking.
Tahap kedua,Bank Mandiri membuat pedoman pengembangan TI yang disusun sesuai visi Bank Mandiri.Pengembangan TI tersebut dituangkan dalam TI Strategic Plan(ISP).ISP tahun 2001-2003 dikembangkan untuk mendukung visi jangka pendek Bank Mandiri menjadi Universal Bank.Berdasarkan ISP 2001-2003,mulai Agustus 2001 Bank Mandiri menggunakan Program Emas(Enterprise Mandiri Advanced System).Pada periode ini,Bank Mandiri memperkaya dan memperbaharui delivery channel,membangun core banking system baru yang terintegrasi,membangun management information system(MIS)yang didukung teknologi data-warehouse terkini,memperkuat da memperbaharui system infrastrukturnya.Dengan investasi sebesar US$173juta,implementasi program ini memnjadi pondasi yang kokoh bagi aplikasi,informasi,dan infrastruktur yang mampu menunjang kebutuhan bisnis saat ini serta mengantisipasi pertumbuhan kedepan.
Setelah selesai ISP 2001-2003,focus pengembangan TI dituangkan pada ISP 2004-2007 yang bertujuan menempatkan Bank Mandiri sebagai Dominant &Preferred Supply Chain &Payment Bank.Investasinya US$81 juta.Pada tahap ini,Bank Mandiri melakukan optimalisas9i core banking system,pengembangan system untuk peningkatan produktivitas,manajemen risiko,serta meningkatkan pengolahan information & knowledge untuk pemahaman yang lebih baik terhadap nasabah.
Selanjutnya,untuk memenuhi kebutuhan bisnis sampai 2010,Bank Mandiri menyusun ISP 2008-2010 yang focus kepada pengembangan system dalam memenuhi lonjakan pertumbuhan bisnis dan inisiatif pertumbuhan non-organik.Misalnya,mampu memproses 5 juta transaksi per hari,6000 ATM,15 juta rekening,dan 3 juta kartu krdit.Pada periode ini juga,seluruh data center cabang luar negri telah dioperasikan di Jakarta.
Pada 2008 lalu Bank Mandiri menganggarkan dana US$65 juta untuk investasi TI,yang digunakan untuk mendukung penambahan 1.000 unit ATM,300 microbusiness,70 cabang baru,75 small business branch,8 priority banking,dan 5000 EDC.Investasi itu juga digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan ketersediaan system dengan melakukan peremajaan infrastruktur cabang,mengoptimalkan utilisasi infrasturktur Service Orientend Architecture(SOA),melanjutkan peningkatan IT security,dan upgrade infrastruktur hast.
Pada 2009,ditengah kondisi pengetatan likuiditas,tim TI Bank Mandiri tetap melanjutkan investasi dan pengembangan system TI-nya.Menurut Sasmita,direktur teknologi dan operasional Bank Mandiri,dengan investasi US&50 juta,mereka ingin meningkatkan layanan kepada nasabah dan mengembangkan fee based income.Selain itu,Bank Mandiri melihat peluang dari program mengurangi penggunaan uang tunai(less cash society)dari Bank Indonesia.”Oleh karena itu,pada 2009 kami akan meluncurkan unit pembayaran jalan tol yang non-tunai,”ujar Sasmita.
Tuntutan tata kelola yang baik,benar dan transparan pada suatu organisasi baik di korporasi,pemerintahan bahkan di LSM semakin meningkat.Sebenarnya keinginan untuk mengembangkan tatakelola suatu organisasi bukan hal baru,tapi hal ini mencuat sejak awal 2000-an dengan menculnya beberapa skandal dibeberapa perusahaan yang menyebabkan tidak sehatnya suatu usaha.
Tata kelola organisasi seperti di pemda,universitas dan perusahaan sangat penting bagi pemegang saham,investor,wakil pengemban amanah (MWA untuk universitas BHMN),pegawai,kreditor dan pelanggan sebagai pengguna jasa.Beberapa organisasi telah mencoba mengeluarkan suatu pedoman tentang tata kelola korporasi yang baik.OECD mendefenisikan tatakelola korporasi dengan penyediaan suatu struktur untuk mendapatkan suatu tujuan dari organisasi dan pemantauan kinerja untuk menyakinkan bahwa tujuan telah tercapai.Pedoman tata kelola organisasi tidak tunggal,bisa dikembangkan sesuai dengan macam atau bentuk organisasi.

Proses Organisasi
Beberapa kasus informasi yang salah sering kita tmui,misalnya beberapa waktu lalu ada informasi tentang TKI di irak yang disandera,ternyata informasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terkait salah dan berbeda.Informasi didapat melalui capturing(menulis,merekam),kemudian diproses,dikirim dan disimpan oleh beberapa mesin atau orang yang berbeda-beda.
Disetiap titik ada kemungkinan disalahgunakan untuk kepentingan tertentu baik yang disengaja ataupun karena kesalahan manusia.Kesalahan ini bias terjadi,walaupun mengkin sudah menggunakan sebagian besar teknologi informasi.
Contoh,dalam system perpajakan,untuk mendapatkan data wajib pajak,pengisian bahkan penyetoran walaupun sudah menggunakan e-filling/e-payment yang secara perhitungan bias,real time dan online,tetapi masih banyak lubang kebocoran,mulai dari pengisian sampai kepelaporan.Dengan demikian maka proses tatakelola teknologi informasi menjadi sangat penting disuatu organisasi.

Kesimpulan
Melalui makalah yang saya buat ini dapat disimpulkan bahwa IT(Imformtion Teknologi)itu sangat diperlukan,Khususnya pada bagian informasi.Apalagi pada pekembangan teknologi sekarang ini.Setiap Perusahaan dituntut agar dapat menguasai IT,baik itu didalam pengelolaan,maupun didalam pemasarannya.Karena pada kenyataanya perusahaan yang lebih menguasai IT akan lebih maju dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menguasai IT.
Demikianlah makalah ini saya perbuat,atas perhatiannya saya uacapkan terima kasih.